Rabu, 17 Mei 2017

Reklamasi Pantai Singapura (Singapura Antara Kawan dan Lawan bagi Indonesia)

Reklamasi Pantai Singapura
(Singapura Antara Kawan dan Lawan bagi Indonesia)

oleh :
Abdul Kholid   1510631180002




Abstrak
            Singapura merupakan negara pulau yang berada di ujung semenanjung Malaysia yang berbatasan dengan Malaysia dan Indonesia. Seperti halnya Indonesia, Negara ini sering berkonflik dengan Malaysia masalah sengketa perbatasan. Tentunya hal ini menjadi nilai positif bagi Indonesia untuk dijadikan kawan mengingat Indonesia pun memiliki hubungan yang serupa dengan Malaysia. Namun di sisi lain, Singapura juga menjadi ancaman bagi Indonesia, ketika negara pulau ini membangun proyek reklamasi pantai untuk memperluas wilayah daratannya. Hal ini tentu menjadi hal negatif bagi Indonesia, mengingat reklamasi pantai yang dilakukan oleh Singapura ini akan berdampak pada berubahnya batas wilayah teritori Indonesia-Singapura. Dalam hal ini maka Pemerintah Indonesia harus berperan aktif dalam menyusun geostrateginya agar batas wilayah Indonesia tetap terjaga dan tidak diklaim oleh Singapura.
Kata Kunci : Reklamasi Pantai, Batas Wilayah,  Hubungan Indonesia-Singapura.

Pembahasan
Indonesia dan Singapura merupakan negara tetangga yang dipisahkan oleh laut sehingga batas kedua negara tersebut berupa batas maritim. Kedua negara ini memiliki hubungan yang sama terhadap Malaysia mengenai sengketa wilayah perbatasan. Ketika Indonesia mulai memanas dengan Malaysia masalah sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan, otomatis Singapura berpihak kepada Indonesia.[1] Begitu pula ketika Singapura memanas dengan Malaysia soal sengketa perbatasan, Indonesia pun memihak kepada Singapura.
Namun Indonesia dengan Singapura bukan tanpa masalah. Ketika Sinngapura membangun proyek reklamasi pantainya, dampak dari reklamasi pantai tersebut dirasakan oleh Indonesia. Reklamasi pantai yang dilakukan Singapura tersebut berdampak pada penentuan batas maritim Indonesia Singapura. Reklamasi tersebut dapat menyebabkan batas maritim Indonesia Singapura bergeser ke arah selatan.
Menurut hukum internasional, hal ini dimungkinkan karena batas maritim kedua negara belum selesai ditentukan dan dimungkinkannya Singapura menggunakan titik pangkal baru dari daratan hasil reklamasinya dalam penentuan batas maritim tersebut. Sedangkan batas maritim bagian tengah yang telah ditetapkan secara de jure tidak akan bergeser karena perjanjian tentang batas negara bersifat final dan tidak dapat dirubah. Dengan demikian, maka reklamasi pantai yang dilakukan di hampir seluruh wilayah pantai Singapura telah berhasil memeprluas wilayah daratannya. Bila pada waktu merdeka luas Singapura hanya 581 km2, pada tahun 2000 luas wilayah daratannya telah mencapai 766 km2.[2]

Kajian Teori
Teori Realis dari Hans Morgenthau
            Teori ini menyatakan bahwa negara-bangsa merupakan aktor utama dalam hubungan internasional dan bahwa perhatian utama dari studi Hubungan Internasional adalah tentang kekuasaan. Morgenthau menekankan pentingnya “kepentingan nasional” bagi setiap negara dalam memformulasikan kebijakan luar negerinya. Di dalam bukunya, Politcs among Nations, ia menulis bahwa realisme politik di dalam studi Hubungan Internasional termanifestasi dalam konsep interest dan power. Dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa tidak ada kawan maupun lawan dalam hubungan internasional. Yang ada hanyalah kepentingan nasional.[3]

Opini
            Berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas, Teori Realis, dalam konteks hubungan internasional maka tidak ada yang namanya kawan maupun lawan antara satu negara dengan negara lainnya. Yang ada hanyalah kepentingan nasionalnya, bagaimana agar kepentingan nasional dapat tercapai. Begitulah yang terjadi antara hubungan Indonesia dengan Singapura. Di satu sisi Indonesia dan Singapura saling mendukung ketika dihadapkan dengan masalah sengketa wilayah dengan Malaysia. Di satu sisi juga, Indonesia dan Singapura saling berseteru ketika dihadapkan dengan kepentingan nasionalnya masing-masing.
            Ketika Singapura membangun proyek reklamasi pantai untuk mencapai kepentingan nasionalnya, maka itu adalah suatu hal yang wajar. Namun hal ini menjadi bermasalah ketika pembangunan proyek reklamasi pantai ini merugikan kepentingan nasional Indonesia dengan berubahnya wilayah Indonesia. Tentunya ini sangat merugikan Indonesia, karena bagaimanapun kepentingan Nasional Indonesia terancam. Dari sini lah Pemerintah Indonesia harus berperan aktif dalam menyusun geostrateginya agar kepentingan nasional Indonesia dapat teramankan. Di samping Indonesia juga harus menjalin hubungan baik dengan negara lain.





DFTAR PUSTAKA

Setyanto, Kurniawan. 2012. Kegagalan Formulasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia dan Lepasnya Pulau Sipadan-Ligitan dari Indonesia Tahun 2002 dalam Prespektif Geopolitik Negara Kepulauan. Fisip Universitas Indonesia.
Tanlain, Eka. C. 2006. Dampak Reklamasi Pantai Singapura terhadap Batas Maritim Indonesia-Singapura. Fisip Universitas Negeri Jember.
https://theappledore.wordpress.com/realisme-dalam-pandangan-morgenthau/ pada 09 Mei 2017 Jam 21.00 WIB




[1] Setyanto, Kurniawan. 2012. Kegagalan Formulasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia dan Lepasnya Pulau Sipadan-Ligitan dari Indonesia Tahun 2002 dalam Prespektif Geopolitik Negara Kepulauan. Fisip Universitas Indonesia.
[2] Tanlain, Eka. C. 2006. Dampak Reklamasi Pantai Singapura terhadap Batas Maritim Indonesia-Singapura. Fisip Universitas Negeri Jember.
[3] Diakses dalam laman https://theappledore.wordpress.com/realisme-dalam-pandangan-morgenthau/ pada 09 Mei 2017 Jam 21.00 WIB

Sengketa Blok Ambalat Indonesia Vs Malaysia (Belajar dari Sipadan dan Ligitan)

Sengketa Blok Ambalat Indonesia Vs Malaysia
(Belajar dari Sipadan dan Ligitan)

Oleh :
Abdul kholid   1510631180002




Pendahuluan
Blok ambalat yang secara de facto dan de jure masuk dalam wilayah indonesia diam-diam di diklaim oleh malaysia masuk dalam wilayahnya. Malaysia bukan tanpa alasan mengkalim blok ambalat sebagai bagian dari wilayahnya. Kekayaan bahan mineral dan sumber hayati yang terkandung di dalamnya, menjadi pemicu utama timbulnya klaim sepihak oleh malaysia terhadap blok ambalat ini.
Hal ini mengingatkan kembali ketika pulau sipadan dan ligitan yang secara teritori masuk wilayah indonesia secara mencengangkan dapat dikuasai oleh malaysia melalui pengadilan internasional. Akankah hal ini terulang kembali di blok ambalat? Tentunya hal ini tergantung dari bagaimana kebijakan geopolitik yang diambil oleh pemerintah.

Pembahasan
            Ambalat adalah blok laut yang berada dalam wilayah administratif Provinsi Kalimantan Untara  yang memiliki luas 15.235 kilometer persegi. Blok Ambalat tepatnya terletak di Laut Sulawesi bagian barat atau Selat Makasar bagian utara. Blok Ambalat ini menjadi wilayah sengketa anatar Indonesia dengan Malaysia. Hal ini disebabkan potensi minyak di blok tersebut yang begitu melimpah.
Menurut andang bachtiar (direktur exploration think tank Indonesia (etti) dan mantan ketua ikatan ahli geologi indonesia), satu titik tambang di ambalat menyimpan cadangan potensial 764 juta barel minyak dan 1,4 Triliun kaki kubik gas, bahkan itu baru satu titik dari sembilan titik tambang yang ada di Ambalat.[1] Hal ini lah yang menyebabkan Malaysia mengklaim sepihak Blok Ambalat sebagai bagian dari wilayahnya.

Landasan Teori
Teori Ruang dari Friedrich Ratzel 1897
Di dalam teori ini dijelaskan bahwa negara sama halnya dengan makhluk hidup.[2] Makhluk hidup melakukan adaptasi dan tumbuh berkembang. Sebagaimana dengan pertumbuhan tersebut, maka makhluk hidup juga memerlukan ruang untuk dapat bertahan hidup. Demikian halnya dengan negara. Negara terus berkembang karena perkembangan penduduk, negara sudah sewajarnya memerlukan ruang lebih yang didapat melalui ekspansi wilayah.
Untuk membuktikan keunggulan yakni negara harus mengambil dan menguasai satuan-satuan politik yang berkaitan terutama yang bernilai strategis dan ekonomis. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng. Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar kebutuhan atau dukungan sumber daya alam. Apabila tidak terpenuhi maka bangsa tsb akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi).

Opini
            Berdasarkan Teori Ruang dari Friedrich Ratzel yang telah dibahas di atas, maka menurut penulis, apa yang telah dilakukan oleh Malaysia terhadap klaim sepihak Blok Ambalat merupakan realisasi dari teori tersebut. Malaysia sebagai negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat, yakni rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 5,93% pertahun, Malaysia mencari ruang untuk dapat menghidupi rakyatnya.[3] Mengingat Malaysia adalah negara kecil dengan sumber daya alam yang kecil pula, maka dalam presfektif teori ini, sudah sewajarnya Malaysia melakukan ekspansi terhadap Blok Ambalat dengan mengklaim bahwa Ambalat masuk ke dalam wilayahnya.
            Melihat fenomena seperti ini, seharusnya Pemerintah Indonesia merancang geostrateginya sebaik mungkin agar Blok Ambalat ini tidak lepas dari pangkuan bumi pertiwi. Melihat pengalaman ke belakang dengan lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia, Indonesia harus menyusun strategi agar Blok Ambalat tidak senasib dengan Sipadan dan Ligitan. Segala cara harus ditempuh, bahkan jika perlu penyelesaian sengketa dengan cara paksaan/kekerasan (settlement of disputes) jika cara damai gagal diwujudkan.

Daftar Pustaka

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53509/BAB%20IV%20Gambaran%20Umum%20Negara%20Asean.pdf?sequence=4 Diunduh 9 Mei 2017 Jam 16.00 WIB
Sulistyo, Djoko. (2015). Geopolitik Imperialis. Perkuliahan Geopolitik dan Geostrategi. Kamis, 5 Maret 2015. Ruang 303 Gedung A FISIP Universitas Airlangga.
Susanto, Laksda . R. Dicky. 20014. Geopolitik dan Geostrategi Keamanan dan Kedaulatan Laut. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.




[1] (tempo interaktif selasa, 02 juni 2009). Lebih Jauh andang bahkan menegaskan bahwa di ambalat kita bisa dapatkan dari 100 juta sampai 1 miliar barrel minyak.

[2] Mackinder, Halford J. (1904).  “The Geographical Pivot of History” dalam Tuathail, Geraoid O., Simon Dalby, dan Paul Routledge (eds.). (2003). The Geopolitics Reader. London: Routledge.
[3] UNCTAD (1980-2009)

POROS MARITIM DUNIA

POROS MARITIM DUNIA
oleh : Abdul Kholid (1510631180002)



Poros Maritim Dunia merupakan Grand Strategy Indonesia dalam menjalankan geostrateginya. Dalam Poros Maritim Dunia penekanan lebih ditujukan  pada pembangunan aspek maritim ( maritime focused development). Hal ini disebabkan oleh kesadaran bahwa masih banyak potensi maritim indonesia yang belum digali secara optimal dikarnakan berbagai alasan.
Selain sebagai Grand Strategy Indonesia, Poros Maritim Dunia juga bisa dikatakan sebagai Visis Strategis Indonesia dalam mencapai national interest. Dalam visi strategis ini dikaji pula mengenai strategi pengamanan laut indonesia untuk jangka panjang dan visi indonesia di ranah internasional. Dengan demikian maka kekayaan alam indonesia yang begitu melihpah khususnya di bidang maritim dapat dioptimalkan dengan baik demi kepentingan nasional.

Dalam menjalankan Poros Maritim Dunia, harus ditopang oleh lima pilar utama, yaitu:
1.    Budaya Maritim
Untuk membangun budaya maritim maka perlu ditekankan dalam aspek pendidikan. Dalam hal ini pendidikan berwawasan maritim harus dapat mencetak sumber daya manusia yang terampil dalam mendukung aktivitas maritim seperti : pelayaran, pelabuhan, penanganan peti kamas, asuransi pelayaran, peramalan cuaca dan sebagainya. Perubahan sikap ini harus diprogramkan melalui pendidikan formal dan infoermal, serta tuntunan dan keteladanan dari para tokoh masyarakat yang berpengaruh.
2.    Ekonomi Maritim
Dalam menjalankan Poros Maritim Dunia maka perlu ditunjang sengan fasilitas dan infrastruktur yang baik. seperti sarana presarana pelabuhan, kapan angkutan atau penumpang, alat mavigasi pelayaran dan lain-lain yang dapat menunjang kemaritiman. Selain itu, aspek perekonomian harus dapat mulai beralih dari agraris ke perekonomian yang berbasis maritim seperti perikanan, pertambangan dan pariwisata. Hal ini dikarenakan potensi  dari ketiga aspek perekonomian ini sangat besar jika bisa dioptimalkan dengan baik dibandingkan dengan agraris.
3.    Konektivitas Maritim
Konektivitas maritim berbicara mengenai hubungan antara satu daerah dengan daerah lain. dalam menjalankannya maka perlu Seluruh pelabuhan strategis dirute-rute tersebut perlu didukung oleh sumber listrik yang memadai agar kapal-kapal dapat bersadar disejumlah pelabuhan. Diperlukan perbaikan atas sistem hub and spoke yang ada, dengam memperhatikan masukan dari pelaku ekonomi yang terlibat dalam pelayaran domestik tersebut.
4.    Diplomasi Maritim
Dalam diplomasi maritime ada 4 hal yang perlu di jadikan panduan, yaitu :
1.    Perlunya selalu mempertajam dan memprioritaskan kepentingan nasional Indonesia.
2.    Menentukan strata kepentingan.
3.    Perlunya memperjungangkan kepentingan ASEAN.
4.    Perlunya mengupayakan solusi win-win dari masalah yang ada.
5.    Keamanan Maritim
Keamanan maritime adalah hal yang menyangkut keamanan navigasi (dilaut). Keamanan ini untuk menjaga stabilitas perdagangan Internasional dari ancaman seperti konflik antarnegara. Penanggulangan kejahatan transnasional meliputi bajak laut dan terorisme maritime, perompakan, pencurian, dan pelanggaran batas wilayah.


OPINI


Poros Maritim Dunia sangatlah penting dilakukan Indonesia mengingat potensi utama Indonesia berada di aspek maritim. Indonesia dengan kekayaan alamnya dan posisinya yang sangat strategis sangat memungkinkan bila kebijakan Poros Maritim Dunia ini dijadikan sebagai Grand Strategy Indonesia. Dengan demikian maka kepentingan nasional akan dapat terlaksana dan teramankan. Namun yang harus jadi catatan penting bagi Indonesia adalah, sebelum melakukan strategi Poros Maritim Dunia ini maka perlu pula diperhatikan aspek-aspek penunjang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada lima pilar utama penopang jalannya kebijakan Poros Maritim Dunia ini. Dengan demikian saya percaya bahwa Indonesia sebentar lagi akan menjadi negara besar yang akan sangat disegani dunia. Namun semuanya butuh proses. Dan sekarang adalah proses menuju kejayaan Indonesia.

Reklamasi Pantai Singapura (Singapura Antara Kawan dan Lawan bagi Indonesia)

Reklamasi Pantai Singapura (Singapura Antara Kawan dan Lawan bagi Indonesia) oleh : Abdul Kholid   1510631180002 Abstrak ...